NTT - Gubernur Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Viktor Bungtilu Laikodat akrabnya disapa VBL ini viral di media sosial dalam kunjungan kerjanya Ia tengah memarahi Ketua Suku Adat Merapu di Desa Rindi, Kabupaten Sumba Timur pasal peraoalan lahan yang akan digunakan Pemprov NTT untuk rens ternak sapi onggole.
Dalam video yang berdurasi 5 menit 39 detik itu, Gubernur VBL mengatakan lahan yang nantinya akan digunakan sebagi rens ternak, adalah lahan milik Pemrov NTT dan terkait apa yang dibangun Pemprov NTT di lahan tersebut itu adalah untuk kepentingan rakyat.
"Saya gubernur, barang ini dalam dokumen dan barang ini adalah aset pemerintah provinsi. Urusan orang dong dulu adalah urusan barang ini sudah ada di. yang terpenting adalah barang ini dikerjakan untuk kepentingan rakyat. jadi kalau kamu larang saya kerja, saya tidak mau saya hadir disini untuk kerja buat rakyat tanah ini milik provinsi dikerjakan untuk kepentingan rakyat. Orang Sumba dan Nusa Tenggara Timur, " kata Gubernur VBL dikutip dari potingan video di akun FB milik Bang Honing Sanny.
Bagi yang tidak mendukung pembangunan di lahan itu, kata Gubernur VBL, nantinya akan berhadapan dengan Dia. Ia juga meminta warga Desa Rindi agar mau mendukung serta juga mengurus pembangunan dengan benar agar rakyat bisa rasakan manfaat dari ternak sapi tersebut.
"Yang berbeda berhadapan dengan saya. Jadi saya mau ini, diurus dengan benar rakyat bisa rasakan karena sapi yang datang ini sapi yang kita siapkan punya daging berkelas yang bagus bapa-bapa, ibu terlibat nanti juga akan kita siapkan latih bapa-bapa dan juga ikut menjaga ini, juga punya sapi seperti disetiap tempat kita latih karena ini nanti daging kelas datang dari Sumba jadi jangan ganggu, " tegasnya.
Di menit ke-2 kurang lebih 32 detik, Ketua Suku Adat Merapu, Umbu Meramba Hawu angkat bicara merespont kalimat Gubernur VBL dengan menanyakan tentang surat penyerahan lahan itu sebab Gubernur VBL mengklaim lahan itu milik Pemprov NTT.
"Terimakasih saya akan sampaikan juga pak (Gubernur VBL-red), saya hanya mau minta tolong itu surat penyerahan siapa yang menyerahkan itu saja. Dan saya pak saya juga mau mati gara-gara tanah ini keluaga pun mau mati. Sekarang pun mau tembak, tak mati sudah, ini memang saya punya tanah tidak mungkin saya mau serahkan seperti begitu saja karena tidak ada surat penyerahan dari saya punya orang tua. Saya tidak melawan secara pemerintah sama Pak Gubernur tidak saya tidak melawan itu karena memang itu sebagai aturan tetapi kita sebagai menusia, yang tau, berarti ketika harus menghargai hak ulayat karena ini sudah ada didalam aturan, " kesal Umbu Meramba kepada Gubernur VBL.
Menanggapi Umbu Meramba, Gubernur VBL pun langsung mengatakan bahwa, dirinya datang ke Rindi, Sumba Timur hanya tiada lain hanyalah mementingkan kesejahteraan masyarakat di desa itu sehingga dirinya harus mengurus lahan tersebut.
Namun di menit ke-4 kurang lebih 10 detik Gubernur VBL melontarkan kalimat ancaman bahwa akan memenjarakan Umbu Meramba dan pengikutnya jika berbeda pendapat dan tidak mendukung program Pemprov NTT tentang pembangunan rens ternak itu.
"Dengar kalau berbeda disini saya masukin. Nggak-nggak kalian boleh berbeda dengan saya, berbeda dengan saya, saya angkat. Tapi kalau omong untuk kita didik supaya kita bangun sama-sama saya ikut dengar baik-baik.Omong supaya saya bangun baik-baik buat kalian saya ikut. Tapi kalau kalian berbeda terhadap pembangunan ini saya tidak tembak mati kalian tapi saya angkat kalian saya kasi masuk penjara, " ancam Gubernur VBL kepada Umbu Meramba dan pengikutnya.
Baca juga:
Wapres RI ke Sulsel Bahas MPP dan UMKM
|
Di menit terkhir Gubernur VBL mengeluarkan kalimat ancaman memukul pengikut Umbu Meramba lantaran dianggapnya dirinya tidak dihargai sebagai gubernur ketika sedang menjelaskan asas manfaat rens ternak tersebut.
"Mau kita bikin ternak baru, itu keputusan gubernur. oi siapa ni saya pelungku lama-lama. saya ni bukan gubernur biasa, saya datang kesini cape monyet kau kamu jangan bikin cari penyakit dengan saya lu pikir saya ni siapa. Saya datang mau diri kalian ko gimana, " marahnya.
Didalam video itu juga memperlihatkan seorang pemuda mengenakan kaos biru yang mengatakan bahwa pemerintah yang membuat dan memberlakukan aturan, malah pemerintah juga yang menyalahi aturan tersebut.
"Pemerintah yang buat aturan malah pemerintah juga yang menyalahi aturan. Tidak bisa diinjak - injak kita siap mati dengan ini tanah masih ada pembangunan lain pemerintah punya di tempat lain ya buatlah disana. Kurang baik apa kita dengan pemerintah perusahan banyak, ribuan hektare kita kasi tanah, " kecewanya.